Jumat, 29 Juni 2012

Penelitian Kebudayaanku



Bagi anda yang bertempat tinggal di Kabupaten Wonosobo, pasti sudah tidak asing lagi dengan Desa Sendangsari. Desa Sendangsari terletak di kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Sendangsari, Dusun Kali Kuning, Dusun Gondang, dan Dusun Penampelan. Yah, Desa Wisata ini memang  memiliki potensi yang sangat kaya. Potensi tersebut terdiri dari potensi budaya, potensi alam, dan sumber daya manusia. Terdapat kurang lebih 19 kelompok kesenian di Desa Sendangsari. Mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern. Kesenian-kesenian tersebut antara lain kesenian Tari Lengger atau Tari Topeng, Kuda Kepang, Rodat, Kesenian Rebana, Kesenian Liong, Karawitan, Pop Dangdut, dan masih banyak lagi. Kesenian-kesenian tersebut masih melekat dalam kehidupan masyarakat Desa Sendangsari.

Letak geografisnya yang sangat strategis, membuat tanah dan keadaan alam desa ini yang sangat cocok dijasikan untuk bertani. Dalam bidang pertanian, Desa Sendangsari juga tak kalah kayanya. Tanaman kenci atau selada air mewarnai hampir di setiap sudut persawahan di Desa Sendangsari terutama di bagian barat. Kemudian dilengkapi dengan padi, kobis, jagung, ketela, cabai, sawi, dan tembakau. Tanaman dari hasil bumi tersebut pun bisa kita nikmati olahannya. Sendangsari terkenal dengan kuliner tradisional berupa geblek, combro, canthir, jagung brondong, dan opak. Makanan-makanan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di Sendangsari.
Mayoritas mata pencaharian Desa Sendangsari adalah bertani, beternak, dan berdagang. Tanah Sendangsari yang sangat subur dimanfaatkan penduduk sebagai mata pencaharian yang menguntungkan. Umumnya penduduk Desa Sendangsari adalah pekerja keras. Selain itu hubungan religius Desa Sendangsari sangat bagus, terbukti terdapat beberapa pondok pesantren di desa ini, yang tiap tahunnya mengasilkan santri-santri yang berkualitas.
Desa Sendangsari mempunyai sejarah desa yang tidak dapat dilepaskan dari suatu kebersamaan dari sebuah kelompok masyarakat. Dahulu kala tersebutlah sebuah “Manunggaling Warga” yang berarti para pemersatu warga di Desa Sendangsari. Kemudian mereka yang dipercaya sebagai cikal bakal masyarakat Desa Sendangsari sekarang.
"Pada awalnya Desa Sendangsari dikenal dengan sebutan Wiladabanyu. Nama tersebut berasal dari nama pendiri desa, yaitu Eyang Waridin. Pada waktu itu Eyang Waridin menemukan sebuah mata air atau “tuk” di bagian selatan desa. Di sebelah mata air tersebut terdapat tanaman “Wilada” sejenis yang berwujud seperti tanaman awar-awar, sejenis pohon beringin yang pohonnya berwarna sedikit kemerah-merahan. Wilada juga dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang kaya akan air.  Di sebelah barat Desa Sendangsari terdapat sumber mata air terbesar yaitu Kali Gondang. Hubungan antara masyarakat dengan Kali Gondang pun sangat erat. Kali Gondang mempunyai hubungan emosional yang sangat kuat dengan masyarakat di luar Desa Sendangsari. Tempat yang masih dianggap sakral itu tidak pernah sepi dari kunjungan anak-anak dan orang-orang yang ingin mencari kesucian atau ilmu.". begitulah singkat cerita dari Pak Bihun (Sekretaris dan Humas Desa Sendangsari) yang saya temui pada bulan Mei lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar