Bagi anda yang bertempat tinggal di Kabupaten Wonosobo, pasti sudah tidak asing lagi dengan Desa Sendangsari. Desa
Sendangsari terletak di kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa
Tengah. Terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Sendangsari, Dusun Kali Kuning,
Dusun Gondang, dan Dusun Penampelan. Yah, Desa Wisata ini memang memiliki potensi yang sangat kaya.
Potensi tersebut terdiri dari potensi budaya, potensi alam, dan sumber daya
manusia. Terdapat kurang lebih 19 kelompok kesenian di Desa Sendangsari. Mulai
dari yang paling tradisional sampai yang paling modern. Kesenian-kesenian
tersebut antara lain kesenian Tari Lengger atau Tari Topeng, Kuda Kepang,
Rodat, Kesenian Rebana, Kesenian Liong, Karawitan, Pop Dangdut, dan masih
banyak lagi. Kesenian-kesenian tersebut masih melekat dalam kehidupan
masyarakat Desa Sendangsari.
Letak geografisnya yang sangat strategis, membuat tanah dan keadaan alam desa ini yang sangat cocok dijasikan untuk bertani. Dalam bidang pertanian, Desa Sendangsari juga tak kalah kayanya. Tanaman kenci atau selada air mewarnai hampir di setiap sudut persawahan di Desa Sendangsari terutama di bagian barat. Kemudian dilengkapi dengan padi, kobis, jagung, ketela, cabai, sawi, dan tembakau. Tanaman dari hasil bumi tersebut pun bisa kita nikmati olahannya. Sendangsari terkenal dengan kuliner tradisional berupa geblek, combro, canthir, jagung brondong, dan opak. Makanan-makanan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di Sendangsari.
Mayoritas mata pencaharian Desa Sendangsari adalah
bertani, beternak, dan berdagang. Tanah Sendangsari yang sangat subur
dimanfaatkan penduduk sebagai mata pencaharian yang menguntungkan. Umumnya
penduduk Desa Sendangsari adalah pekerja keras. Selain itu hubungan religius
Desa Sendangsari sangat bagus, terbukti terdapat beberapa pondok pesantren di
desa ini, yang tiap tahunnya mengasilkan santri-santri yang berkualitas.
Desa Sendangsari
mempunyai sejarah desa yang tidak dapat dilepaskan dari suatu kebersamaan dari
sebuah kelompok masyarakat. Dahulu kala tersebutlah sebuah “Manunggaling Warga”
yang berarti para pemersatu warga di Desa Sendangsari. Kemudian mereka yang
dipercaya sebagai cikal bakal masyarakat Desa Sendangsari sekarang.
"Pada awalnya
Desa Sendangsari dikenal dengan sebutan Wiladabanyu. Nama tersebut berasal dari
nama pendiri desa, yaitu Eyang Waridin. Pada waktu itu Eyang Waridin menemukan
sebuah mata air atau “tuk” di bagian selatan desa. Di sebelah mata air tersebut
terdapat tanaman “Wilada” sejenis yang berwujud seperti tanaman awar-awar,
sejenis pohon beringin yang pohonnya berwarna sedikit kemerah-merahan. Wilada
juga dapat diartikan sebagai sebuah tempat yang kaya akan air. Di sebelah barat Desa Sendangsari terdapat
sumber mata air terbesar yaitu Kali Gondang. Hubungan antara masyarakat dengan
Kali Gondang pun sangat erat. Kali Gondang mempunyai hubungan emosional yang
sangat kuat dengan masyarakat di luar Desa Sendangsari. Tempat yang masih
dianggap sakral itu tidak pernah sepi dari kunjungan anak-anak dan orang-orang
yang ingin mencari kesucian atau ilmu.". begitulah singkat cerita dari Pak Bihun (Sekretaris dan Humas Desa Sendangsari) yang saya temui pada bulan Mei lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar