A. Sejarah Ruwatan Cukur Rambut Gembel
Sejarah
beridirinya kota Wonosobo tidak terlepas dari nama-nama ketiga tokoh pendirinya
yaitu Kyai Walik, Kyai Karim, dan Kyai Kolodete. Masing-masing memiliki peran
yang cukup signifikan. Kyai Walik adalah perancang pembuka hutan sebagai tempat
kediaman dan sekaligus perancang tata desa yang diatur sebagaimana sekarang ini
menjadi kota yang asri. Sedangkan Kyai Karim adalah orang yang disegani, cerdas
dan berkarisma tinggi,
dialah yang sangat berperan mewariskan peletak dasar bidang pemerintahan. Selanjutnya, Kyai Kolodete yang sangat erat kaitannya dengan tradisi ruwatan cukur rambut gembel. Konon anak-anak yang berambut gembel merupakan titisan Kyai Kolodete yang diyakini bahwa beliau adalah tokoh yang berambut gembel. Itulah sebabnya ketika ritual berlangsung telah didahului ziarah atau napak tilas ke Gunung Si Kendil tempat pekaringan Kyai Kolodete dan Nyai Cinde Laras, istri beliau.
dialah yang sangat berperan mewariskan peletak dasar bidang pemerintahan. Selanjutnya, Kyai Kolodete yang sangat erat kaitannya dengan tradisi ruwatan cukur rambut gembel. Konon anak-anak yang berambut gembel merupakan titisan Kyai Kolodete yang diyakini bahwa beliau adalah tokoh yang berambut gembel. Itulah sebabnya ketika ritual berlangsung telah didahului ziarah atau napak tilas ke Gunung Si Kendil tempat pekaringan Kyai Kolodete dan Nyai Cinde Laras, istri beliau.
Anak-anak
berambut gembel terbilang langka dan jarang kita jumpai di wilayah Nusantara
ini. Sebagian besar dapat kita temukan di wilayah Kabupaten Wonosobo dan
sebagian di Kabupaten Banjarnegara serta di lereng Merbabu. Ruwatan cukur
rambut gembel secara tradisional hingga kini berjalan turun-temurun, terutama
di Dataran Tinggi Dieng dan Lereng Sindoro Sumbing. Pemerintah Daerah Kabupaten
Wonosobo meramu kegiatan tradidi ini menjadi aset budaya daerah melalui
kegiatan tahunan Subdin. Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo.
Anak berambut gembel memiliki
karakter dan perilaku yang berbeda dari kebiasaan anak seusianya. Kalau tidak
energik, nakal, berjiwa heroik, suka mengatur akan muncul perilaku yang diam,
pemalu, susah bergaul dengan dunia luar. Kondisi kejiwaan ini diyakini
masyarakat lebih pada kekuatan mitos dimana kondisi kejiwaan yang muncul sangat
dipengaruhi oleh kondisi fisik rambut yang tumbuh gembel. Lebih jauh berpangkal
pada mitos menceritakan bahwa rambut gembel itu merupakan titipan. Sudah barang
tentu karena itu hanya merupakan titipan suatu saat akan diambil kembali oleh
yang empunya.
Kondisi anak
yang seperti itu disebut anak “sukerta” yaitu anak yang dicadangkan menjadi
mangsa Batharakala (pengaruh budaya wayang). Untuk melepaskan dan mengangkat
kembali anak dari kondisi sialnya itu atau membersihkan sesukernya (gembelnya)
harus dilaksanakan upacara ruwatan.
Ruwatan
berasal dari kata Ruwat yang artinya melepaskan, maksudnya yaitu melepaskan
dari nasib sialnya, dari kondisi terbelenggu adat, melepaskan dari
karakteristik anak yang cenderung aneh agar kembali ke tumbuh normal
sebagaimana anak yang lain. Acara ruwatan tidak dapat dipaksakan oleh orang
tuanya tetapi setelah anak mengajukan permintaan sebagai persyaratan khusus
yang disebut “bebana” atau permintaan. Dari pengalaman masa lalu yang pernah
dilakukan Dinas Pariwisata sangatlah beragam bebana yang dimintanya. Misalnya,
bebananya berupa sepeda, baju 1 stel, telur sekotak, daging ayam, ketela pohon
100 biji, ikan asin, ayam, anting-anting, tempe 100 buah, bebek betina, cincin,
sapi hitam, jeruk 100 kilogram, kelinci dan lain-lain. Jika bebana tersebut
tidak dipenuhi rambut gembel yang telah dicukurnya akan tumbuh kembali dan
kondisi kesehatan akan terganggu, badan akan terasa panas dingin bahkan sampai
ada yang mengigau dan kejang-kejang.
B.
Tipe Rambut
Gembel
Tipe rambut
gembel dapat dibedakan dari dua golongan besar yaitu meurut jenis rambut dan
letak tumbuhnya.
1.
Menurut
jenis rambutnya ada tiga model, yaitu:
a.
Gembel
Pari, yaitu model gembel yang tumbuh memanjang membentuk ikatan rambut
kecil-kecil menyerupai bentuk padi. Tipe ini berasal dari jenis rambut lurus
dan tipis.
b.
Gembel Jatha, yaitu corak gembel yang merupakan kumpulan rambut gembel yang besar-besar tetapi tidak lekat menjadi satu. Jenis ini berasal dari rambut lurus dan tebal.
Gembel Jatha, yaitu corak gembel yang merupakan kumpulan rambut gembel yang besar-besar tetapi tidak lekat menjadi satu. Jenis ini berasal dari rambut lurus dan tebal.
c.
Gembel
Wedhus/Gembel Debleng, yaitu model gembel yang merupakan kumpulan rambut
besar-besar menjadi satu menyerupai bulu domba. Tipe ini berasal dari rambut
berombak atau keriting.
2.
Sedangkan
menurut letak tumbuhnya, yaitu:
a.
Gembel
Gombak, yaitu tipe gembel yang letak tumbuhnya dibagian belakang kepala.
b.
Gembel
Pethek, yaitu tipe gembel yang tumbuhnya dibagian samping kepala diatas
telinga.
c.
Gembel
Kuncung, yaitu tipe gembel yang letak tumbuhnya di daerah ubun-ubun bagian
tengah agak ke depan bagian kepala.
C. Sesaji dalam Ruwatan Cukur Rambut Gembel
Pada
acara ruwatan cukur rambut gembel biasanya juga diadakan beberapa barang-barang
sesaji yang terdiri dari:
a.
Tumpeng
robyong
Tumpeng robyong adalah tumpeng putih
yang diatasnya ditancapkan berbagai jajan pasar sebuah penggambaran rambut
gembel yang dipersembahkan untuk Kyai Kolodete.
Makna: bahwa hidup ini senantiasa dikelilingi berbagai sifat-sifat kehidupan siluman, agar lepas dari gangguan itu harus dibuat sesaji tumpeng robyong untuk meruwak si anak gembel dari cengkeraman siluman agar kembali berkembang secara wajar.
b.
Tumpeng
kalung
Tumpeng putih dihiasikalung kelapa muda.
Makna: dibuatnya tumpeng kalung adalah
sebuah ciri dimana anak gembel sesudah diruwat akan dapat meneruskan perjuangan
hidup dan senantiasa berbakti kepada orang tua, guru dan pemerintah serta
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
c.
Versi
lain
Dalam pembuatan tumpeng atau bucu pada
dasarnya ada 3 macam, yaitu bucu putih, bucu kuning dan bucu robyong.
Makna:
·
Bucu
putih melambangkan keselamatan bagi si anak.
·
Bucu
kuning melambangkan korban persembahan kepada Nabi Muhammad SAW.
·
Bucu
robyong sebagai persembahan kepada Kayi Kolodete yang diyakini menitipkan
gembel kepada anaknya.
d.
Ingkung
ayam
Ingkung ayam harus jantan dimasak utuh
setelah dibersihkan luar dan dalamnya.
Makna: orang hidup itu harus bersih luar
dan dalamnya agar sepanjang perjalanan hidupnya menemui kebahagiaan yang
sejati.
e.
Jajan pasar
Jajan pasar adalah berbagai jenis
makanan kecil yang biasa dijual di pasar-pasar.
Makna: jajan pasar adalah jajan yang
lazim diminta anak-anak kecil. Artinya diharapkan setelah dewasa tidak lagi
seperti anak kecil, tetapi dapat hidup mandiri dan dapat menjadi panutan atau
menjadi teladan.
f.
Minuman
lengkap
Minuman lengkap yang dimaksudkan adalah
teh, kopi, air putih, dan lain-lain atau menurut versi kedaerahan.
Makna: sesaji ini melambangkan baktinya
anak cucu kepada Pundensari yang menjadi utusan Tuhan dalam menguasai jagad
raya dan senantiasa siap sedia menciptakan kesejahteraan bersama (memayu
hayuning bawana).
g.
Sesaji
larungan
Untuk melarung rambut gembel yang telah
dipotong dilengkapi sesaji sebagai berikut:
·
Mawar
merah : Lambang keberanian.
·
Mawar
putih : Lambang kesucian.
·
Kanthil : Selalu dikenang
(kumanthil).
·
Kenanga : Menjadi kenangan seumur hidupnya.
·
Cempaka :
Lambang kebahagiaan.
·
Kacapiring : Orang harus mampu mengintrospeksi diri
(mawas diri).
·
Melati : Berharap dapat
mencapai keharuman nama.
h.
Sawur
·
Beras
kuning (lambang pengorbanan)
·
Kembang
setaman (lambang keindahan, kebahagiaan)
· Kembang
telon (terdiri dari tiga macam kembang), yang bermakna bahwa kebutuhan pokok
orang hidup itu ada tiga macam, yaitu sandang, pangan, papan.
D.
Napak Tilas
Ruwatan Cukur Rambut Gembel
Sebelum
melaksanakan acara inti ruwatan cukur rambut gembel biasanya dilakukan prosesi
napak tilas. Napak tilas adalah bentuk kegiatan spiritual yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan) yang dipimpin oleh
seseorang yang sebelumnya sudah dipilih atau ditentukan, kemudian sowan atau
hadir ke tempat-tempat Pundensari untuk memohon petunjuk dan perlindungan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta penguasaan alam agar pelaksanaan ruwatan
keesokan harinya terlepas dari marabahaya. Biasanya masyarakat Sendangsari
melakukan ruwatan cukur rambut gembel di Dataran Tinggi Dieng dan dilaksanakan
secara masal.
Kegiatan napak tilas ke Pundensari antara lain:
a.
Tuk
Bima Lukar
b.
Gunung
Prau (Eyang Bima Sakti & Nini Dewi Retna Ayu Basa Kumala)
c.
Gunung
Kendhil (Kyai Kolodete, Nyi Laras Cindhe)
d.
Gunung
Pakuwaja (Eyang Purbajati)
e.
Pertapaan
Mandalasari:
·
Gua
Jaran (Begawan Kundhaliseta)
·
Gua
Sumur (Nini Dewi Kumalasari)
·
Gua
Semar (Eyang Begawan Sampurnajati)
·
Telaga
Warna (Nini Dewi Retna Nawangrasa)
f.
Bukit
Siti Hinggil (Bapa Cakrakusuma, Bapa Jati Kusuman)
g.
Batu
Tulis (Eyang Purbawasesa)
E.
Urutan
Pelaksanaan Ruwatan Cukur Rambut Gembel
Sebelum
memasuki acara inti, pelaksanaan ruwatan biasanya dilakukan dengan cara diarak
terlebih dahulu dengan rute sebagai berikut:
a.
Pukul
09.00-10.00 WIB, dimulai dari depan Masjid Dieng Wetan menuju ke Telaga Warna,
dengan urutan:
-
Kuda
kepang
-
Liong
say
-
Cucuk
lampah
-
Song-song Agung
-
Pembawa
dupa
-
Kasepuhan
-
Sesaji
-
Bebana
-
Anak
gembel
-
Thek-thek
b.
Sesampai
di batu tulis rombongan pembawa sesaji dan bebana menata bawaannya di tempat
yang telah disediakan.
c.
Pukul
10.00 WIB kasepuhan dan anak gembel (tidak berhenti) terus menuju ke Gua Sumur
untuk Semadi (minta doa restu).
d.
Kembali
ke komplek batu tulis.
Sedangkan urutan
pelaksanaan ruwatan cukur rambut gembel yaitu:
a.
Pembukaan
c.
Sambutan
Bupati Wonosobo
d.
Pemakaman
sesaji
e.
Do’a
akan dimulainya ruwatan
f.
Pencukuran
g.
Larungan
di Telaga Warna Dieng
h.
Do’a
penutup
i.
Kembul bujana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar